SELAMAT DATANG DI WEB BOCAH RPL PARE

EDITING VIDEO DENGAN MOVIE MAKER

Video merupakan gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.


Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.

2. Perbedaan Antara Analog dan Digital Video

Analog video susunan gelombang bersambung yang bervariasi dengan nilai sinyal angka yang beragam dan bersifat terbatas pada batas maksimum dan minimum yang diijinkan. Sedangkan digital video ditransmisikan hanya berupa titik presisi yang dipilih pada interval dalam kurva. Sinyal digital yang dapat dipakai oleh komputer adalah tipe binary. yang diwakili dengan angka 1 sebagai nilai maksimum dan 0 sebagai nilai minimum.

3. kelebihan Digital video

a. ketepatan yang tinggi dalam proses transmisi (high fidelity) dibandingkan dengan sinyal analog.

b. Lain halnya dengan sinyal digital yang dapat membedakan antara sinyal asli dengan noise.

c. Sinyal digital juga dapat ditransmisikan berulang-ulang sebanyak yang kita inginkan tanpa mempengaruhi kualitasnya.

4. kelemahan analog video

a. Pada saat penerimaan transmisi terakhir sinyal analog akan sulit membedakan antara sinyal asli dan noise yang mungkin diperkenalkan selama transmisi.

b. Dengan transmisi yang diulang-ulang maka akumulasi noise tidak dapat dihindari.

5. Mengenal Frame Rate

Pada dasarnya prinsip film, video dan animasi adalah serangkaian gambar mati yang bersambung yang dimainkan dengan cepat maka akan terlihat sebuah pergerakan yang halus dan seakan-akan ada gerakan. Jumlah gambar yang terlihat setiap detik disebut dengan frame rate. Diperlukan frame rate minimal sebesar 10 fps (frame rate per second) untuk menghasilkan pergerakan gambar yang halus. Film-film ditayangkan di gedung bioskop adalah film yang diproyeksikan dengan frame rate sebesar 24 fps, sedangkan video di televisi kira-kira memiliki frame rate sebesar 30 fps (tepatnya 29.97 fps).

a. Negara yang memakai format standar NTSC (National Television Standards Comitte)

Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko dan Korea. format NTSC standar frame ratenya 29.97 fps.

b. Negara yang memakai format PAL (Phase Alternate Line)

Indonesia, Inggris, Australia, Eropa dan China format PAL standar frame ratenya sebesar 25 fps

c. Negara yang memakai format SECAM (Sequential Couleur Avec Memoire)

Perancis, Timur Tengah dan Afrika menggunakan format secam standar frame ratenya sebesar 25 fps.

6. Pixel Aspect Ratio

Pixel aspect ratio menjelaskan tentang rasio perbandingan lebar dengan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar. Frame aspect ratio menggambarkan perbandingan lebar dengan tinggi pada dimensi frame dari sebuah gambar. Sebagai contoh, D1 NTSC memiliki pixel aspect ratio 0.9 (0.9 lebar dari 1 unit tinggi) dan memiliki pula frame aspect ratio 4:3 (4 unit lebar dari 3 unit tinggi).

Beberapa format video keluaran menggunakan frame aspect ratio yang sama tetapi memakai pixel aspect ratio yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa format NTSC digital menghasilkan sebuah 4:3 frame aspect ratio, dengan square pixel (1.0 pixel aspect ratio) dan dengan resolusi 640 X 480. Sedangkan D1 NTSC menghasilkan frame aspect ratio yang sama yaitu 4:3 tetapi menggunakan rectangular pixel (0.9 pixel aspect ratio) dengan resolusi 720 X 486. Pixel yang dihasilkan oleh format D1 akan selalu bersifat rectangular/bidang persegi, akan berorientasi vertical dalam format NTSC, dan akan berorientasi horizontal dalam format PAL. Jika kita menampilkan rectangular pixel dalam sebuah monitor square pixel tanpa alterasi maka gambar yang bergerak akan berubah bentuk atau mengalami distorsi. Contohnya lingkaran akan berubah menjadi oval. Tetapi bagaimanapun juga apabila ditampilkan pada monitor broadcast gambar gerak akan ditampilkan secara benar.

7. Tentang Resolusi dan Frame Size

Lebar dan tinggi frame video disebut dengan frame size, yang menggunakan satuan pixel, misalnya video dengan frame size 640x480 pixel. Dalam dunia digital video, frame size disebut juga dengan resolusi. Semakin tinggi resolusi gambar maka semakin besar pula informasi yang dimuat, berarti akan semakin besar pula kebutuhan memory untuk membaca informasi tersebut. Misalnya untuk format PAL D1/DV berukuran 720x576 pixel, format NTSC DV 720x480 pixel dan format PAL VCD/VHS (MPEG-1) berukuran 352x288 pixel sedangkan format NTSC VCD berukuran 320x240 pixel.

8. Bit Depth

Satuan bit merupakan unit terkecil dalam penyimpanan informasi dalam komputer. Bit depth menyatakan banyaknya bit yang disimpan untuk mendeskripsikan warna suatu pixel. Sebuah gambar yang memiliki 8 bit per pixel dapat menampilkan 256 warna, sedangkan gambar dengan 24 bit dapat menampilkan warna sebanyak 16 juta warna. Komputer (PC) menggunakan 24 bit RGB (Red Green Blue) sedang sinyal video menggunakan standar 16 bit YUV sehingga memiliki jangkauan warna yang terbatas. Untuk itu kita perlu berhati-hati apabila membuat video untuk ditayangkan di TV, karena tampilan warna di layar monitor PC berbeda dengan tampilan di layar TV.

9. Bit Rate

Bit rate atau data rate berfungsi menentukan jumlah data yang ditampilkan saat video dimainkan yang dinyatakan dalam satuan bps (bit per second). Data rate berkaitan erat dengan pemakaian dan pemilihan codec (metode kompresi video). Beberapa codec menghendaki data rate tertentu, misalnya MPEG-2 yang digunakan dalam format DVD dapat menggunakan bit rate maksimum 9800 kbps atau 9,8 Mbps, sedangkan format VCD hanya mampu menggunakan bit rate 1,15 Mbps

.

10. Kompresi Video

Proses kompresi video adalah proses capture/digitized memakai sebuah digital camcorder dan video capture card yang menghasilkan sebuah video. Hal ini sangat penting mengingat penanganan data digital video membutuhkan tempat penyimpanan data (harddisk) yang sangat besar. Jika sebuah frame membutuhkan 1 Mb, sedangkan standar format yang digunakan adalah NTSC (30 fps), maka dibutuhkan ruang penyimpanan sebesar 30 Mb untuk tiap detiknya dan sebesar 1,5 Gb untuk tiap menitnya, apabila video digital tidak mengalami kompresi.

11. Macam-macam Kompresi

Mengapa harus dikompresi video kita? Karena Kompresi berfungsi mereduksi/mengurangi besarnya data video. Untuk mengatur kompresi digunakan codec (compressor-decompressor) yang mana program ini berfungsi untuk menganalisa video dan membuang data yang tidak diperlukan. Misalnya apabila di dalam video terdapat obyek yang muncul terus menerus maka informasi yang sama dapat diulang untuk memperkecil ukuran file. Macam-macam kompresi yaitu:

a. Kompresi DV25

DV25 merupakan format standar kompresi digital video yang dipakai pada banyak camcorder pada kelas consumer (pengguna rumahan dan hobbies) maupun prosumer (professional dan broadcasting). DV25 menggunakan rasio kompresi 5:1, dengan bit rate data video sebesar 25 Mbps. Untuk durasi 1 jam, video dengan kompresi DV25 membutuhkan media penyimpanan sebesar 13 Gb.

b. Kompresi MPEG-2

MPEG merupakan singkatan dari Motion Pictures Expert Group, sebuah organisasi para professional dalam bidang film dan video yang menentukan peraturan standar industri dalam bidang ini, sedangkan angka 2 menyatakan versi dari standar ini (versi 2). MPEG-2 dapat menyajikan video dengan kualitas yang tinggi, mendukung kecepatan transfer lebih dari 8 Mbps. MPEG-2 ideal untuk DVD yang memiliki data rate sebesar 9,8 Mbps. Kompresi MPEG-2 ditujukan untuk distribusi video bukan untuk konsumsi editing video.

Jadi dalam proses editing video kita menggunakan kompresi DV25, untuk kemudian dikompresi menggunakan MPEG-2 untuk menghasilkan media DVD.

c. Kompresi MPEG-1

Seperti halnya kompresi MPEG-2, kompresi MPEG-1 merupakan metode kompresi yang diperuntukkan bagi distribusi video dan merupakan standar MPEG versi pertama. Kompresi ini memiliki ukuran frame size 352x240 pixel. Kompresi ini masih dipakai sebagai acuan standar untuk VCD, CD-ROM dan web video.

12. Proses Digitized/Capturing Video

Digitized atau capturing adalah proses memindahkan video dari sumber media ke dalam harddisk, karena komputer hanya mengenali informasi digital (biner) saja, sehingga data video harus dikonversi dalam format digital melalui berbagai koneksi.

Koneksi Video Analog

Dalam format video analog, secara garis besar terdapat 3 macam koneksi yang biasa dipakai, yaitu :

a. Composite (RCA)

Composite adalah tipe koneksi analog paling sederhana, karena menggunakan satu buah kabel. Sinyal luminance (terang-gelap) disatukan (dicomposite) dengan sinyal warna. Konektor jenis ini memiliki tiga warna yang khas, kuning untuk video sedangkan warna merah dan putih untuk audio. Biasanya dipakai oleh perangkat video VHS.

b. S‐Video

Koneksi ini memiliki kualitas yang lebih baik daripada composite. Kabel ini membagi sinyal luminance dan warna dalam kabel yang berbeda. Biasanya dipakai oleh perangkat video SVHS

c. Component

Koneksi ini adalah koneksi yang paling baik, koneksi ini memisahkan setiap komponen warna YCC. Dipakai pada perangkat video Betacam (Beta-SP).

Koneksi Video Digital

Dalam format video digital dikenal 2 jenis koneksi, yaitu :

a. IEEE 1394

Koneksi ini umum disebut dengan koneksi FireWire (Apple Computer) atau i-Link (Sony Corporation). Koneksi ini merupakan standar koneksi yang memiliki kecepatan transfer data sangat tinggi, karena mampu mentransfer data hingga 400 Mbps. Konektor jenis ini sering dipakai pula untuk koneksi hardware lain seperti scanner, harddisk eksternal serta koneksi jaringan komputer berkecepatan tinggi.

b. Serial Digital Interface (SDI)

Koneksi ini dipakai untuk konsumen High-End Professional untuk mengolah digital video format HD (High Definition) dan SD (Standard Definition), perangkat yang menggunakan koneksi jenis ini biasanya berharga sangat mahal dan hanya dipakai pada industri film dan video yang besar saja.

Dengan berkembangnya digital video, bukan berarti kualitas video analog lebih rendah dari format digital. Para prosumer (pengguna professional dan broadcasting) masih menggunakan format Betacam (Beta-SP) sebagai standar.

DV adalah singkatan dari Digital Video, DV hanya salah satu format dalam digital video, banyak variasi format berbasis DV lainnya selain DV25 (MiniDV) yaitu Digital8, DVCAM, DVPRO atau DVCPRO, DVCPRO50, D-9(Digital-S), DV100, DVPROHD, DigiBeta (Betacam SX).

13. Video Capture Card

Proses transfer/capture video dari media analog ke harddisk dibutuhkan video capture card. Ada berbagai jenis video capture card, yang dapat dibedakan dari fasilitas koneksi yang ada :

a. IEEE 1394 Standar Capture Card

Video capture card inilah yang paling sederhana, karena hanya mendukung koneksi IEEE 1394. Kebanyakan PC belum memiliki koneksi ini, sehingga card ini sebenarnya hanya berfungsi untuk menambah konektor saja. Konektor ini digunakan untuk mengcapture format DV (Digital Video). Format ini sebenarnya sudah merupakan format digital dan dapat langsung disimpan di komputer lewat koneksi IEEE 1394.

b. Video Capture Card Kelas Menengah

Biasanya pada video capture card jenis ini terdapat koneksi tambahan berupa koneksi analog, bisa berupa S-Video atau Composite. Dengan video capture card ini kita dapat mengcapture video dari VCR. Beberapa video capture juga dilengkapi dengan input dari TV-Tuner sehingga kita bisa langsung mengcapture acara TV.

c. Real Time Video Capture Card

Merupakan video capture card yang ditujukan untuk kalangan professional. Video capture card jenis ini memiliki kemampuan untuk mendukung software video editing, sehingga transisi dan efek yang dibuat bisa dipreview secara real time. Hal ini disebabkan adanya perhitungan kompresi dan efek video dalam microchip yang terdapat di dalam piranti keras ini. Biasanya berharga mahal dan disertai pula dengan berbagai koneksi baik analog maupun digital. Kita juga dapat melihat hasil preview video menggunakan layar TV.

14. Digital Video Editing

Sebelum muncul teknologi digital editing, semua proses penyuntingan dilakukan dengan menggunakan 1 player video dan 1 recorder video. Cara ini hanya mengijinkan transisi cut to cut saja. Lalu muncul penggunaan 2 player dan 1 recorder yang dilengkapi mixer, teknik penyuntingan ini menyediakan transisi dissolve. Teknologi editing seperti ini disebut A/B roll editing atau Linear Editing. Dengan teknologi editing yang lama, akibat sifat video yang linier, jika pada saat editing ada satu segmen di tengah cerita yang ingin diperpanjang atau diperpendek maka seluruh rangkaian editing dibelakangnya harus diulang kembali. Dengan hadirnya teknologi digital video editing, maka persoalan ini bisa diatasi dengan Non-Linear Editing (NLE). Dengan metode editing ini video disimpan dalam harddisk terlebih dahulu sehingga bisa dilakukan proses editing yang lebih fleksibel. Satu segmen video bisa dipindahkan atau bisa dipakai secara berulang-ulang. Kita tinggal melakukan drag and drop klip video, gambar, dan audio. Selain video capture card, maka kita membutuhkan perangkat komputer yang memiliki spesifikasi yang cukup untuk melakukan proses capturing dan editing. Pemilihan processor (CPU), RAM (Random Access Memory), dan harddisk sebagai media penyimpanan perlu diperhatikan sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk processor sangat dianjurkan untuk menggunakan processor yang memiliki kecepatan diatas 1 Ghz dan memiliki cache memory sebesar 512Kb. Demikian juga dengan memory atau RAM, sangat dianjurkan untuk melengkapi komputer kita dengan RAM bekapasitas minimal 256 Mb. Sedangkan kebutuhan media penyimpanan disesuaikan dengan durasi dari proyek video digital kita. Untuk format video NTSC (29.97 fps) dengan durasi 1 menit video dibutuhkan 1,5 GB, maka untuk durasi 1 jam kita membutuhkan penyimpanan sebesar 90 GB. Teknologi Non-Linear Editing (NLE) menggunakan software/aplikasi untuk melakukan proses capture dan editing. Di pasaran terdapat banyak pilihan software NLE, tergantung pada OS (Operating System) yang kita gunakan, diantaranya Avid|Express DV, Final Cut Pro (MacOS), Adobe Premiere Pro, Ulead Video Studio, Vegas Video, Canopus EDIUS dan Pinnacle Liquid Edition. Masing-masing menawarkan fasilitas-fasilitas yang beragam, seperti tersedianya berbagai jenis kompresi video (codec) untuk proses capturing, fasilitas transisi dan efek video real-time, keyframing/animasi, color correction, fasilitas titling, print to tape serta fasilitas kompresi ke dalam berbagai format distribusi seperti VCD dan DVD.

15. Langkah Produksi Video CD

Video CD atau VCD merupakan salah satu format distribusi dari media digital dalam bentuk CD (Compact Disc). Media CD dipilih sebagai media distribusi karena media ini memiliki kapasitas yang besar ( >720Mb). Sebelum dimasukkan ke dalam media CD, file video harus mengalami proses kompresi dengan tujuan memperkecil ukuran file. Untuk format distribusi Video CD (VCD) format kompresi yang dipakai adalah MPEG-1. Setelah dikompresi menjadi file MPEG-1 maka file video siap untuk dibakar menggunakan software burning CD seperti Nero, Easy CD Creator maupun InCD. Secara garis besar langkah produksi Video CD yang akan dipelajari adalah seperti berikut :

1. Proses digitalisasi video / proses capture video dari Camera Video

2. Proses editing video

3. Proses render untuk menghasilkan movie

4. Proses kompresi video untuk menghasilkan file MPEG‐1

5. Proses burning CD untuk membuat Video CD (VCD)

Selengkapnya.....